Gunung Api Karangetang saat menyeburkan Lava Pijar dengan jarak luncuran hingga 1500 dari pemukiman warga pada awal oktober lalu. |
“Kemudian
yang kedua meletus karena memberi berkah bagi warga. Material yang
tumpah dari karangetang, bisa menyuburkan tumbuhan, apalagi menjadi
sumber pertambangan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Tak
heran, jika kemudian Burhan menjadi perkerja tambang. “Sumber
pertambangan di sini adalah pasir dan bebatuan. Untuk membangun, warga
tinggal mengambil material yang keluar dari gunung ini,” tambahnya.
Burhan mengatakan, setiap hari dia dan teman-temannya menambang di kaki gunung Karangetang. “Kami sudah terbiasa. Bagus kalau meletus berkali-kali, material yang keluar sudah tercicil. Namun yang membahayakan jika dia meletus cuma satu kali. Letusannya pasti dashyat,” ungkap Burhan.
Adapun, hasil pendapatan dari penambangan tersebut, cukup memenuhi kebutuhan warga. “Bahkan lebih, memang aktivitas gunung ini menghidupi juga orang di sekitarnya,” tandasnya. “Bahkan, tdak jarang bebatuan di sini diangkut ke daerah lain untuk pembangunan di sana,” tambah Burhan.
Dengan begitu, kata Burhan, masyarakat tidak mengeluh atas keberadaan gunung ini. “Justru kami bangga boleh hidup berdampingan dengan Karangetang,” akunya. “Kami yakin, jika masyarakat terus menjaga etika tradisi dan hidup rukun dan damai, maka Karangetang pasti mengerti,” kunci Burhan.
rags
ragil@suarasitaronews.com